Kamis, 06 Desember 2007

HARIMAU OH HARIMAU

Muka Samsunir (48) masih tampak pucat, tatapannya kosong, sesekali ia tersenyum kepada lawan bicaranya.

Parut luka bekas cakaran harimau di telinga kanannya sudah mengering, begitu juga dengan luka di lengan kirinya. Meski bisa diajak berbicara, namun kondisi badannya masih saja lemah.

Istrinya Agusni (35) menyebut suaminya itu masih sangat ketakutan, mereka pun enggan keluar rumah baik siang maupun malam hari, peristiwa Jumat dua pekan silam masih membekas di ingatan mereka.

Terlebih lokasi tempat suaminya diterkam terpaut 100 meter dari kediaman mereka di Desa jambo Papeun, Kecamatan Meukek Aceh Selatan

Agusni menyebutkan saat itu pekikannyalah dan tatapan yang membuat harimau tersebut berlalu meninggalkan Samsunir yang sudah bersimpah darah

"Mata kami saling tatap," kata Agusni menyebut suaminya diterkam dari samping kanan. "Abang sudah jatuh dan tidak bergerak lagi, baju penuh darah." katanya

Saat Samsunir di terkam raja rimba itu, jaraknya Agusni cuma dua meter dari suaminya, "Kami memang tidak tahu ada harimau disana," kata Agusni sambil menyebut dirinya juga tidak memiliki firasat apapun saat membersihkan kebun di kaki bukit dekat rumahnya itu.

Pekikan Agusni disertai menyebut kebesaran Tuhan membuat Harimau beringsut mundur dan kemudian menjauh. Agusni lantas memapah suaminya kerumah, baru kemudian ia memberitahukan warga untuk seterusnya di bawa kerumah sakit.

Mata Samsunir masih tampak nanar, bicaranya masih belum terlalu pas, "telinga saya masih sakit," ucapnya

Sang istri mengambarkan, lompatan harimau yang menerkam leher suaminya membuat telinga kanan masih sering mengeluarkan darah. Karena itu dibutuhkan perawatan yang intensif.

Satu harapan suami istri tersebut, Jauhkan kami dari harimau, karena bila tidak bagaimana kami hidup, usaha kami hanya dari berkebun," kata Agusni.

Sementara itu, harapan agar harimau menjauh dari kampung mereka juga disampaikan Sasmin. Kepala Desa Jambo Papeun Kecamatan Meukek Aceh Selatan itu menyebut 400 KK atau 1800 jiwa warganya kini hidup dalam trauma

200 warganya sudah memilih hijrah keluar kampung karena takut dan trauma dengan harimau dan 120 orang diantaranya kini berada Di Alue Gani, Aceh Barat, bekerja pada pembukaan perkebunan sawit milik sebuah perusahaan. "mereka babat hutan untuk lahan sawit," kata Sasmin.

warga di wilayah lain yang kini mengalami trauma berat akibat amuk harimau berada di sekitar kaki bukit gunung rotan Peulumat labuhan Haji timur.

Samsuni Sekdes Limau Saring menyebut banyak warga yang tidak berani berkebun yang berada di bukit gunung rotan. "pala busuk dibatang, begitu juga dengan nilam, alaihai bang pokoknya menederita sekali lah warga disini," katanya

Samsuni menghempaskan nafas panjang, menurutnya kebun - kebun warga disekitar hutan tidak lagi dapat dimanfaatkan, bisa saja dijambangi bila pergi secara berkelompok. "ada beberapa warga, tapi jumlahnya sangat sedikit," kata Samsuni

meski beberapa Harimau yang mengancam warga seudah ditangkap namun rasa khawatir masih saja ada. terlebih sang pawang harimau masih menempatkan perangkap sebagai rumah terakhir sang raja rimba.

Harimau Jahat Sama Dengan Pencuri

Meski Harimau digelar raja rimba, namun binatang buas rupanya sangat takut manusia pada manusia, menurut pawang harimau bila dia melihat manusia maka harimau tidak akan mendapat rezeki selama 44 hari, karena itulah, harimau selalu menghindar bila bertemu dengan manusia. "itu memang sudah sumpahnya," kata Sanusi (28).

Anak muda ini adalah putra Sarwani Sabi (67) seorang pawang harimau yang berdomisili di Tanjung Pereumbeu Kecamatan Kaway 16.

Sanusi dan Abangnya Zulkarnain alias Sikon atau akrab disapa Dukun kini mengurusi lima perangkap yang ditempatkan Desa Jambo Papeun, Bukit Mas, Drien Jalo dan Alue Beno.

Mereka di bantu Samsuni Sekdes Limau Saring yang bertindak sebagai Asisten Sarwani Sabi Sang Pawang.

Menurut Sanusi Harimau juga bisa menjadi pelindung bagi manusia, bisa juga menjadi penunjuk jalan bila kita tersasar di dalam hutan rimba. "Harimau akan menuntun pulang," Kata Sanusi

Harimau sering juga memberi tanda bahaya kepada manusia yang beraktifitas di tengah rimba atau berkebun di kaki bukit.

Bila kita melihat ada bekas cagaran di jalan setapak merintangi jalan, maka manusia di minta oleh raja rimba untuk tidak melewatinya, namun bila cakaran harimau lurus sering jalan setapak maka mara bahaya tidak akan ada. "Mereka sangat mengerti hutan, jadi bila harimau memberi tanda pahamilah itu karena mereka pelindung manusia," kata Sanusi

Tanda lain yang diberikan harimau bagi manusia yang berkatifitas di dalam hutan adalah suaranya, Bisanya harimau mengaum besar sebagai tanda bahaya.

Sang pawang muda ini menyebutkan biasanya, bila harimau mengaum menandakan ada harimau lain yang berniat jahat, bila ia mampu mengusirnya maka harimau akan bertarung, namun bila harimau tamu dirasa lebih kuat maka harimau tadi akan pergi menjauh, dan memberi tanda agar manusia jangan mendekati wilayah tersebut.

Bagi para pawang, harimau jahat yang sudah ditangkap, sama dengan seorang pencuri, kebiasaannya jahat akan terus dilakukan, Harimau yang sudah melanggar sumpah tidak dapat kembali dalam komusitasnya. "Bila kembali maka akan dibunuh oleh yang lain karena telah melanggar sumpah, karen itu mereka tidak kembali lagi," kata Sanusi.

Kebiasaan jahat harimau meski sudah ditangkap kemudian dilepaskan lagi akan terus terjadi, "nanti kalo dilepaskan yang sudah ditangkap ini, maka akan makan orang dan ternak lagi, jadi jangan dilepas," kata Sanusi.

Binatag buas seperti harimau merupakan satu dari sekian banyak mahluk Allah yang harus dilindungi karena itu yang ditangkap bukanlah harimau yang baik, namun harimau yang masuk perangkap merupakan harimau jahat yang suka memangsa manusia tau ternak.

"Perangkap yang dibuat adalah tempat terakhir bagi harimau jahat, dan hanya yang jahat yang masuk, yang baik tidak akan masuk, itu memang sudah janjinya," kata Sanusi.

Harimau juga punya kebiasaan dan pantangan, para harimau juga memiliki seekor pemimpin, dan mereka juga punya wilayah, "kira-kira samalah dengan manusia," ungkap Sanusi, bila demikian bagaimana bila seorang pencuri dilepaskan meski telah di bina dalam penjara.? Sanusi menjawabnya dengan senyum.

Tidak ada komentar: