Kasus Tanah BPKS
Ponggg. Asal suara memekakkan telinga itu berasal dari KM Kuala Batee yang melayari Pelabuhan Ule lhe Banda Aceh - Balohan Sabang PP. hari itu Kamis, (3/4) lalu, jam menunjukkan pukul 13.56 wib, "Bang tiket satu," kata saya kepada seorang petugas Depertemen Perhubungan yang menjual tiket kapal sambil menyodorkan selembar uang Rp50ribu. "ini kembaliannya, cepat naik ke kapal karen mau berangkat sekarang," kata dia setengah berdiri, tanpa melihat uang kembalian yang sudah berpindah kekantong celana, saya setengah berlari masuk kedalam kapal yang akan membawa saya ke pulang weh, sabang.
Lama Perjalanan membelah lautan itu sekitar dua jam, ini perjalanan kelima bagi saya, sebelumnya kehadiran saya ke Sabang hanya itu melancong, sebab panorama sabang sungguh indah. sekali melihat pasti ketagihan. Namun kali ini bukan untuk melihat keindahan pulau di Ujung sumatera itu, melainkan untuk mencari tahu kebenaran seorang tukang roti yang kaya mendadak.
Kabar ini juga saya dengar saat masih didalam kapal, kabar itu kian terang setelah kaki saya jejakkan di pelabuhan balohan, kecamatan suka jaya, Kota Sabang.
Namanya Ilyas, 38, ahli dalam membuat roti, ia juga lihai dalam membuat kerupuk. Namun usaha itu berhenti sejak beberapa bulan lalu. Pria hitam berkumis ini yang dikenal dengan liah ruti berganti profesi, ia jadi agen tanah. Namun bukan berarti nama bekennya berganti.
Perubahan hidup Ilyas sangat mendadak, dulu bersama keluarganya, Ilyas tinggal di satu rumah kayu, beratap rumbia, namun kini ia sudah menduduki satu rumah permanen. "saya dan Keluarga dulu tinggal di sini, ada uang sedikit saya bangun rumah," katanya kepada saya.
Kenapa ngak dirubuhkan saja, tempat itu? tanya saya menunjuk rumah yang lebih tepat disebut gubuk itu. "Wah itu sejarah bang, dari sini saya memulai semuanya," kata Ilyas sambil membuka pintu gubuknya. beberapa peralatan pembuatan roti terlihat sudah berdebu, beberapa mesin pengaduk tepung juga masih ada. "Nah kalau yang ini saya rakit sendiri," katanya menunjukkan satu mesin. Beberapa sak tepung bahan pembuat roti juga masih tampak. "sekarang saya berhenti dulu, nanti kalau bulan puasa saya mulai lagi," katanya.
Ilyas mengaku usahanya itu sudah membuat pemerintah terbantu mengatasi pengangguran, "tenaga kerja saya enam orang, tapi pemerintah tidak bantu saya, dan ini penghargaan dari provinsi," kata Ilyas sambil menunjuk sebuah plakat.
Namun usahanya itu dihentikannya, mencari uang dengan menjadi agen lebih menguntungkan dari jumlah pendapatan. Bayangkan hanya dengan modal pendekatan, dan memiliki akses ke "BPKS" Ilyas sudah berhasil menjual sejumlah tanah, tentu sasaran Ilyas adalah warga yang memiliki tanah sekaligus membutuhkan uang secara cepat.
Diawali dengan memberikan panjar, Ilyas meminta pemilik tanah bersabar beberapa pekan, atau bisa dengan membayar lunas harga tanah sesuai kesepakatan dengan pemilik, setelah "teken-meneken" kwetansi baru kemudian tanah beralih menjadi miliknya.
Misalnya tanah milik M. Nasir seluas 3,940 meter, di Kawasan Cot Bau Kecamatan Suka Jaya, Usaha Ilyas untuk memiliki tanah Nasir lewat pertemanan, hubungan yang terjalin diantara mereka hingga akhirnya Nasir mau melepas tanahnya pada (2/11/2007) silam dengan harga Rp80.630.000.-. Uang untuk membeli Tanah Nasir itu bukanlah Milik Ilyas, "Saya cuma diberikan oleh Samsul, Wakil Komandan Satpam BPKS," Kata Ilyas.
Namun Ilyas juga tidak yakin, Samsul mampu membeli tanah tersebut, setelah di usut, ternyata tanah tersebut kini menjadi milik Nanawati, seorang yang diakui Ilyas warga Banda Aceh yang tidak dikenalinya.
Setelah proses administrasi tanah dibuat, oleh Ninawati menjualkan tanah tersebut kepada BPKS, nilai tanah tersebut kini menjadi Rp.315.200.000.-. itu harga sebelum di potong pajak (PPH) 5 persen. Jumlah bersih yang diterima Ninawati Rp299.440.000.,-.
Sebagai agen tanah Ilyas hanya mengaku dapat persekot saja, dari Nasir. Namun tidak dari Ninawati atau Samsul yang menjadi penghubung dalam pembelian itu. "Saya hanya dapat sikit," Kata Ilyas sambil menyebutkan saat uang itu diserahkan Samsul dirinya sempat meneken kwetansi kosong.
Bila bukan Ilyas yang mendapat untuk besar dari aksi percaloan tanah untuk BPKS itu lantas siapa yang mendapat keuntungan hampir tiga kali lipat dari harga tanah tersebut dalam rentang waktu kurang dari sebulan.?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar