Kamis, 27 Maret 2008

Tebang Rotan Jangan Tebang Kayu

Komoditi rotan atau dalam bahasa Aceh di sebut awe kini mulai dilirik pengusaha di Aceh, rotan diharapkan bisa menjadi alternatif usaha warga baru warga aceh yang gemar memotong kayu. "Tebang saja rotan, jangan lagi tebang kayu," kata Razali Idris di kantor Waspada perwakilan Banda Aceh beberapa waktu lalu

Razali menyebut upaya mengusahakan rotan untuk dipasarkan ke Medan Sumatra Utara telah dilakukan sejak setahun terakhir di Kawasan Geumpang, Pidie.

Usahanya tersebut terbukti ampuh dan bisa meminimalisir terjadinya praktek illegal logging di kawasan Hutan Geumpang, "Orang menebang kayu karena tidak punya usaha lain, karena itu kita coba sosialisasikan rotan, ternyata disambut baik, mereka (red-warga) sudah banyak yang beralih dari cari kayu sekarang mencari rotan," kata Razali.

Menurutnya, mengusahakan rotan lebih menguntungkan dari pada menebang kayu, "kalo menebang pohon di kawasan lindung ditangkap, kalo mengambil rotan tidak, sekarang sudah kurang orang menebang kayu." kata Pengurus Asosiasi Pengusaha Rotan Indonesia (APRI) NAD ini.

Selama ini kata Razali pengumpul rotan di Aceh tidak berkutik karena konflik, namun kini kondisi Aceh telah damai, karena itu warga di Aceh terutama yang mendiami wilayah sekitar hutan diharapkan dapat kembali mencari rotan, karena pangsa pasar untuk komoditi yang satu ini masih terbuka lebar baik tingkat nasional maupun untuk kebutuhan ekspor.

Di era 1980-1990 rotan pernah menjadi komoditi utama hasil hutan selain kayu, gairah warga pencari rotan surut setelah konflik berkecamuk, nyali mereka kehutan menciut setelah keluarnya larangan kedalam hutan.

Razali berharap pemerintah dan perbankkan di Aceh harus memberikan peluang berusaha untuk mengusahakan komoditi rotan karena potensi rotan Aceh masih besar untuk dikembangkan. Besarnya peluang pengembangan rotan itu di dukung oleh aturan jeda tebang kayu yang kini berlaku di Aceh, Kondisi itu juga di dukung dengan luas hutan Aceh yang masih alami. "Saya yakin bila semua pihak serius, rotan Aceh akan menjadi primadona," kata Razali Idris

Tidak ada komentar: