Oleh SUMITRO-ABDYA
Mencermati perkembangan perjalanan pembangunan di Kabupaten Aceh Barat Daya yang kita banggakan ini sungguh sangat menyedihkan, masalah-masalah terdahulu belum mampu diselesaikan telah pula timbul masalah atau dilema baru.
Salah satu contoh misalnya masalah di sektor kesehatan yaitu tidak tersedianya jasa dokter specialis di Rumah Sakit Umum Daerah Abdya, atau Rumah Sakit Korea di Desa Ujung Padang Kecamatan Susoh.
Hal ini sangatlah merugikan masyarakat yang membutuhkan pelayanan medis yang professional terutama masyarakat miskin yg tidak mampu berobat keluar daerah akibat tidak ada dokter specialis di Rumah Sakit tersebut.
Masalah ini sekaligus mencerminkan ketidakmampuan Pemkab Abdya di bawah kepimpinan Akmal Ibrahim,SH terutama di bidang kesehatan, beliau sangatlah lemah dan mungkin kurang peduli pada masalah ini.
Terkait masalah baru yang timbul menjelang idulfitri awal oktober lalu tentang tersebarnya koleksi foto pribadi Akmal Ibrahim,SH sangat disayangkan, ini merupakan tragedi baru yang muncul dari Bumi Breuh Sigupai itu.
Kita berharap Abdya lebih maju di bawah kepemimpinan Akmal Ibrahim,SH sebagai Bupati definitif pertama untuk wilayah yang baru setelah pisah dari Kabupaten Aceh Selatan tahun 2002 silam.
Tersebarnya foto itu menjadi pil pahit yang harus dirasakan oleh masyarakat Abdya, terlebih foto mesra Akmal Ibrahim itu telah memancing libido setiap orang yang melihat foto koleksi tersebut.
Foto itu sangat kurang mendidik dan tidak terpuji, apalagi foto tersebut adalah seorang pemimpin, sehingga dampak yang ditimbulkan oleh foto itu adalah kesimpang siuran informasi, Masyarakat bertanya-tanya, siapa sebenarnya perempuan dalam dekapan mesra oleh Bupati Abdya itu
Dalam hal ini, penulis sangat mengharapkan pihak penegak hukum atau Polres Persiapan Aceh Barat Daya di tuntut harus bisa mengungkapkan siapa wanita itu sebenarnya agar masyarakat Abdya tidak terombang-ambing oleh isu-isu yg berkembang selama ini
Bahkan sangat di sayangkan sekali dan sangat luar biasa adalah koleksi foto itu bukan hanya menjadi konsumsi orang-orang dewasa tetapi sudah menjadi konsumsi anak sekolahan.
Sungguh tidak mendidik dan beretika, apa lagi terjadi di Bumi Serambi Mekah yang kita cintai ini. Oleh sebab itu pihak penegak hukum di tuntut sesegera mungkin mengungkapkan kasus yang mencoreng wajah Bupati Abdya khususnya dan masyarakat Abdya pada umumnya.
Masyarakat Abdya sangat mendukung upaya dan kerja keras penegak hukum dalam mengungkapkan misteri penyebar foto dan siapa sebenarnya wanita yang berada dalam dekapan Bupati Abdya itu, Ida Agustina atau wanita lain.
Semua ini tentu memalukan kita semua, dan hal itu akan sirna bilamana pihak Polres Persiapan Abdya mampu dengan secepatnya mengungkapkan tabir misteri yang mengagetkan itu.
Pengungkapan itu akan menghindari fitnah yang selama ini berkembang di masyarakat. Proses hukum yang kita ketahui bersama adalah telah di tahan 3 orang warga Abdya yang telah menjadi tersangka terkait penyebaran foto mesra itu.
Namun demikian, menurut alibi penulis masih banyak lagi orang di Aeh Barat Daya yang harusnya juga jadi tersangka karena menyebarkan koleksi foto pribadi dan pencemaran nama baik Bupati Aceh Barat Daya.
Dalam hal ini masyarakat Aceh Barat Daya sangat mengharapkan sikap profesionalitas Polres Persiapan Abdya agar secepatnya melakukan pengembangan kasus pencemaran nama baik tersebut.
Penegakkan hukum di Kabupaten Aceh Barat Daya mesti segera ditegakkan bilamana keinginan masyarakatnya untuk hidup damai dan sejahtera karena kedamaian, kesejateraan dan ketentraman adalah kebutuhan yang hakiki.
Dan bukan terkesan seperti selama ini,menegakkan hukum seperti menegakkan benang basah dan dalam kesempatan ini penulis menuntut political will dari semua pihak terutama pihak Polres persiapan Abdya sebagai barisan utama penegakan hukum di Kabupaten Aceh Barat Daya bisa terwujud sebagaimana yang diinginkan semua pihak.
Di sisi lain penulis juga mengungkap kekecewaannya kepada Dewan Perwakilan Rakyat yqng terkesan bungkam dalam menanggapi isu yang merugikan daerah serta membuat heboh masyarakat Abdya khususnya dan masyarakat Aceh pada umumnya.
Entah apa kerja wakil-wakil rakyat di gedung dewan itu, selama ini meraka betul-betul tidak mencerminkan seorang wakil rakyat yang peduli atau peka terhadap situasi daerah maupun keresahan masyarakat yang memilih mereka sebelum duduk dan terpilih sebagai anggota Dewan.
Semestinya dewan mengundang Bupati untuk mempertayakan kebenaran foto pribadi Bupati tersebut, apakah keberadaan wanita dalam foto itu adalah sang istri Ida Agustina atau wanita lain, bukannya bungkam dan membiarkan suasana yg meresahkan ini menyebar dan berkembang tidak menentu sekaligus menebar fitnah.
Di lain hal para Dewan yang terhormat juga mesti secara tegas mendesak pihak Polres Persiapan Aceh Barat Daya untuk segera mengungkapkan keberadaan wanita yg berada dalam foto itu dan sekaligus meningkatkan kinerja dewan terhadap persoalan-persoalan yang menjadi prioritas pembangunan secepatnya terealisasi pelaksanaan pembangunannya, baik di sektor pendidikan, kesehatan, pertanian, perkebunan, ekonomi, infratruktur maupan supratruktur atau yg menjadi agenda pembangunan supaya tidak kian tertinggal pembangunnya dengan daerah yang sama-sama mekar lainnya.
Dewan juga mesti jeli melihat peluang-peluang atau potensi-potensi sumber daya yang ada di daerahnya yang bisa di gali untuk perluasan atau membuka lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakatnyasekaligus bisa meningkatkan daya saing daerah sehingga membawa dampak yang signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat maupun pembangunan itu sendiri.
Satu hal lagi yang sangat penting dalam menyikapi persoalan ini adalah kembali berperannya para ulamauntu menjelaskan masalah ini kepada umatnya agar kesimpang- siuran isu dan fitnah ini bisa membawa kesejukan sejenak dalam suasana yang bimbang ini.
Karena penulis yakin bahwa dengan kehadiran figure ulama akan membawa kesejukan dan sekaligus menghindari berkembangnya isu yang tidak baik dan akhirnya akan menimbulkan masalah baru.
Harapan penulis juga agar para pemuda atau pemudinya turut memberi kontribusi terhadap pembangunan daerahnya, baik secara nyata maupun tidak nyata. Apalagi saat seperti sekarang ini, semua partai yang lolos verifekasi yang ikut serta dalam pesta demokrasi yang akan dilaksanakan pada bulan mei 2009 merupakan satu peluang bagi para pemuda-pemudi untuk turut serta meramaikannya.
Namun demikian di samping berani tampil juga para pemuda-pemudi di bekali pendidikan yg mumpuni,wawasan yang luas dan memiliki dedikasi serta pikiran yg jauh ke depan untuk membangun daerahnya. Hanya satu tekad dan keinginan yang tulus dari kita dan untuk kitalah kemajuan daerah akan kita rasakan bersama.
Akhir kata harapan penulis kepada seluruh komponen dan elemen masyarakat Abdya, agar cooling down sambil menunggu hasil pengembangan dan pembuktian foto koleksi pribadi Bupati Aceh Barat Daya itu. Kita Berharap perempuan dalam dekapan Akmal itu istrinya, Ida Agustina.
Namun sebaliknya bilamana hasil upaya pengembangan dan pembuktian bahwa wanita yang berada dalam dekapan Bupati Abdya dalam foto pribadi itu adalah wanita lain maka Bupati Aceh Barat Daya di tuntut untuk menyerahkan diri kepada pihak penegak hukum untuk mempertanggung jawabkan tindakan asusila yang diperbuatnya.
Di sisi lainnya masyarakat juga berhak memberi gugatan class action terhadap pembohongan public yang dilakukan oleh Bupati Aceh Barat Daya
Mencermati perkembangan perjalanan pembangunan di Kabupaten Aceh Barat Daya yang kita banggakan ini sungguh sangat menyedihkan, masalah-masalah terdahulu belum mampu diselesaikan telah pula timbul masalah atau dilema baru.
Salah satu contoh misalnya masalah di sektor kesehatan yaitu tidak tersedianya jasa dokter specialis di Rumah Sakit Umum Daerah Abdya, atau Rumah Sakit Korea di Desa Ujung Padang Kecamatan Susoh.
Hal ini sangatlah merugikan masyarakat yang membutuhkan pelayanan medis yang professional terutama masyarakat miskin yg tidak mampu berobat keluar daerah akibat tidak ada dokter specialis di Rumah Sakit tersebut.
Masalah ini sekaligus mencerminkan ketidakmampuan Pemkab Abdya di bawah kepimpinan Akmal Ibrahim,SH terutama di bidang kesehatan, beliau sangatlah lemah dan mungkin kurang peduli pada masalah ini.
Terkait masalah baru yang timbul menjelang idulfitri awal oktober lalu tentang tersebarnya koleksi foto pribadi Akmal Ibrahim,SH sangat disayangkan, ini merupakan tragedi baru yang muncul dari Bumi Breuh Sigupai itu.
Kita berharap Abdya lebih maju di bawah kepemimpinan Akmal Ibrahim,SH sebagai Bupati definitif pertama untuk wilayah yang baru setelah pisah dari Kabupaten Aceh Selatan tahun 2002 silam.
Tersebarnya foto itu menjadi pil pahit yang harus dirasakan oleh masyarakat Abdya, terlebih foto mesra Akmal Ibrahim itu telah memancing libido setiap orang yang melihat foto koleksi tersebut.
Foto itu sangat kurang mendidik dan tidak terpuji, apalagi foto tersebut adalah seorang pemimpin, sehingga dampak yang ditimbulkan oleh foto itu adalah kesimpang siuran informasi, Masyarakat bertanya-tanya, siapa sebenarnya perempuan dalam dekapan mesra oleh Bupati Abdya itu
Dalam hal ini, penulis sangat mengharapkan pihak penegak hukum atau Polres Persiapan Aceh Barat Daya di tuntut harus bisa mengungkapkan siapa wanita itu sebenarnya agar masyarakat Abdya tidak terombang-ambing oleh isu-isu yg berkembang selama ini
Bahkan sangat di sayangkan sekali dan sangat luar biasa adalah koleksi foto itu bukan hanya menjadi konsumsi orang-orang dewasa tetapi sudah menjadi konsumsi anak sekolahan.
Sungguh tidak mendidik dan beretika, apa lagi terjadi di Bumi Serambi Mekah yang kita cintai ini. Oleh sebab itu pihak penegak hukum di tuntut sesegera mungkin mengungkapkan kasus yang mencoreng wajah Bupati Abdya khususnya dan masyarakat Abdya pada umumnya.
Masyarakat Abdya sangat mendukung upaya dan kerja keras penegak hukum dalam mengungkapkan misteri penyebar foto dan siapa sebenarnya wanita yang berada dalam dekapan Bupati Abdya itu, Ida Agustina atau wanita lain.
Semua ini tentu memalukan kita semua, dan hal itu akan sirna bilamana pihak Polres Persiapan Abdya mampu dengan secepatnya mengungkapkan tabir misteri yang mengagetkan itu.
Pengungkapan itu akan menghindari fitnah yang selama ini berkembang di masyarakat. Proses hukum yang kita ketahui bersama adalah telah di tahan 3 orang warga Abdya yang telah menjadi tersangka terkait penyebaran foto mesra itu.
Namun demikian, menurut alibi penulis masih banyak lagi orang di Aeh Barat Daya yang harusnya juga jadi tersangka karena menyebarkan koleksi foto pribadi dan pencemaran nama baik Bupati Aceh Barat Daya.
Dalam hal ini masyarakat Aceh Barat Daya sangat mengharapkan sikap profesionalitas Polres Persiapan Abdya agar secepatnya melakukan pengembangan kasus pencemaran nama baik tersebut.
Penegakkan hukum di Kabupaten Aceh Barat Daya mesti segera ditegakkan bilamana keinginan masyarakatnya untuk hidup damai dan sejahtera karena kedamaian, kesejateraan dan ketentraman adalah kebutuhan yang hakiki.
Dan bukan terkesan seperti selama ini,menegakkan hukum seperti menegakkan benang basah dan dalam kesempatan ini penulis menuntut political will dari semua pihak terutama pihak Polres persiapan Abdya sebagai barisan utama penegakan hukum di Kabupaten Aceh Barat Daya bisa terwujud sebagaimana yang diinginkan semua pihak.
Di sisi lain penulis juga mengungkap kekecewaannya kepada Dewan Perwakilan Rakyat yqng terkesan bungkam dalam menanggapi isu yang merugikan daerah serta membuat heboh masyarakat Abdya khususnya dan masyarakat Aceh pada umumnya.
Entah apa kerja wakil-wakil rakyat di gedung dewan itu, selama ini meraka betul-betul tidak mencerminkan seorang wakil rakyat yang peduli atau peka terhadap situasi daerah maupun keresahan masyarakat yang memilih mereka sebelum duduk dan terpilih sebagai anggota Dewan.
Semestinya dewan mengundang Bupati untuk mempertayakan kebenaran foto pribadi Bupati tersebut, apakah keberadaan wanita dalam foto itu adalah sang istri Ida Agustina atau wanita lain, bukannya bungkam dan membiarkan suasana yg meresahkan ini menyebar dan berkembang tidak menentu sekaligus menebar fitnah.
Di lain hal para Dewan yang terhormat juga mesti secara tegas mendesak pihak Polres Persiapan Aceh Barat Daya untuk segera mengungkapkan keberadaan wanita yg berada dalam foto itu dan sekaligus meningkatkan kinerja dewan terhadap persoalan-persoalan yang menjadi prioritas pembangunan secepatnya terealisasi pelaksanaan pembangunannya, baik di sektor pendidikan, kesehatan, pertanian, perkebunan, ekonomi, infratruktur maupan supratruktur atau yg menjadi agenda pembangunan supaya tidak kian tertinggal pembangunnya dengan daerah yang sama-sama mekar lainnya.
Dewan juga mesti jeli melihat peluang-peluang atau potensi-potensi sumber daya yang ada di daerahnya yang bisa di gali untuk perluasan atau membuka lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakatnyasekaligus bisa meningkatkan daya saing daerah sehingga membawa dampak yang signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat maupun pembangunan itu sendiri.
Satu hal lagi yang sangat penting dalam menyikapi persoalan ini adalah kembali berperannya para ulamauntu menjelaskan masalah ini kepada umatnya agar kesimpang- siuran isu dan fitnah ini bisa membawa kesejukan sejenak dalam suasana yang bimbang ini.
Karena penulis yakin bahwa dengan kehadiran figure ulama akan membawa kesejukan dan sekaligus menghindari berkembangnya isu yang tidak baik dan akhirnya akan menimbulkan masalah baru.
Harapan penulis juga agar para pemuda atau pemudinya turut memberi kontribusi terhadap pembangunan daerahnya, baik secara nyata maupun tidak nyata. Apalagi saat seperti sekarang ini, semua partai yang lolos verifekasi yang ikut serta dalam pesta demokrasi yang akan dilaksanakan pada bulan mei 2009 merupakan satu peluang bagi para pemuda-pemudi untuk turut serta meramaikannya.
Namun demikian di samping berani tampil juga para pemuda-pemudi di bekali pendidikan yg mumpuni,wawasan yang luas dan memiliki dedikasi serta pikiran yg jauh ke depan untuk membangun daerahnya. Hanya satu tekad dan keinginan yang tulus dari kita dan untuk kitalah kemajuan daerah akan kita rasakan bersama.
Akhir kata harapan penulis kepada seluruh komponen dan elemen masyarakat Abdya, agar cooling down sambil menunggu hasil pengembangan dan pembuktian foto koleksi pribadi Bupati Aceh Barat Daya itu. Kita Berharap perempuan dalam dekapan Akmal itu istrinya, Ida Agustina.
Namun sebaliknya bilamana hasil upaya pengembangan dan pembuktian bahwa wanita yang berada dalam dekapan Bupati Abdya dalam foto pribadi itu adalah wanita lain maka Bupati Aceh Barat Daya di tuntut untuk menyerahkan diri kepada pihak penegak hukum untuk mempertanggung jawabkan tindakan asusila yang diperbuatnya.
Di sisi lainnya masyarakat juga berhak memberi gugatan class action terhadap pembohongan public yang dilakukan oleh Bupati Aceh Barat Daya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar